BANGUNAN SADAP
1.
Bangunan Sadap
1.1.
Pengertian
Bangunan Sadap
Bangunan sadap merupakan bangunan
yang menglirkan air dari aliran saluran primer dan atau saluran skunder ke
saluran tersier penerima melalui pintu ukur.
1.2.
Fungsi
Bangunan Sadap
Bangunan sadap berfungsi selain
membagi air dari saluran kesaluran lainnya, juga berfungsi mengambil atau
menyadap air untuk dialirkan melalui saluran Tertsier atau Kwarter ke sawah
maupun kolam-kolam ikan dan lainnya.
1.3.
Tata
Letak Bangunan Sadap
a. Bentuk Menyamping
Posisi bangunan/pintu sadap tersier
atau sekunder berada disamping kiri atau kanan saluran dengan arah aliran ke
petak tersier atau sekunder mempunyai sudut tegak lurus (pada umumnya) sampai
45°. Bentuk ini mempunyai kelemahan kecepatan datang kearah lurus menjadi lebih
besar dari pada yang kearah menyamping, sehingga jika diterapkan sistem
proporsional kurang akurat. Sedangkan kelebihannya peletakan bangunan ini tidak
memerlukan tempat yang luas, karena dapat langsung diletakkan pada saluran
tersier/saluran sekunder yang bersangkutan.
b.
Bentuk
Numbak
Bentuk Numbak meletakkan bangunan
bagi sekunder, sadap tersier dan bangunan pengatur pada posisi sejajar,
sehingga arah alirannya searah.
Bentuk seperti ini mempunyai
kelebihan kecepatan datang aliran untuk setiap bangunan adalah sama. Sehingga
bentuk ini sangat cocok diterapkan untuk sistem proporsional. Tetapi bentuk ini
mempunyai kelemahan memerlukan areal yang luas, semakin banyak bangunan
sadapnya semakin luas areal yang diperlukan.
1.4.
Jenis
Bangunan Bagi Sadap
Bangunan bagi pada saluran-saluran besar pada umumnya
mempunyai 3 (tiga) bagian utama, yaku.
a.
Bangunan
Sadap Sekunder
Bangunan sadap sekunder akan memberi
air ke saluran sekunder dan oleh sebab itu, melayani lebih dari satu petak
tersier. Kapasitas bangunan – bangunan sadap ini secara umum lebih besar
daripada 0,250 m3/dt.
Ada empat tipe bangunan yang dapat
dipakai untuk bangunan sadap sekunder, yakni :
·
Alat
ukur Romijn
·
Alat
ukur Crump-de Gruyter
·
Pintu
aliran bawah dengan alat ukur ambang lebar
·
Pintu
aliran bawah dengan alat ukur Flume
Tipe mana yang akan dipilih
bergantung pada ukuran saluran sekunder yang akan diberi air serta besarnya
kehilangan tinggi energi yang di-izinkan.
Untuk kehilangan tinggi energi
kecil, alat ukur Romijn dipakai hingga debit sebesar 2 m3/dt ; dalam hal ini
dua atau tiga pintu Romijn dipasang bersebelahan. Untuk debit-debit yang lebih
besar, harus dipilih pintu sorong yang dilengkapi dengan alat ukur yang
terpisah, yakni alat ukur ambang lebar.
Bila tersedia kehilangan tinggi
energi yang memadai, maka alat ukur Crump-de Gruyter merupakan bangunan yang
bagus. Bangunan ini dapat direncana dengan pintu tunggal atau banyak pintu
dengan debit sampai sebesar 0,9 m3/dt setiap pintu.
b.
Bangunan
Sadap Tersier
Bangunan sadap tersier akan memberi
air kepada petak-petak tersier. Kapasitas bangunan sadap ini berkisar antara 50
l/dt sampai 250 l/dt Bangunan sadap yang paling cocok adalah alat ukur Romijn,
jika muka air hulu diatur dengan bangunan pengatur dan jika kehilangan tinggi
energi merupakan masalah.
Bila kehilangan tinggi energi tidak
begitu menjadi masalah dan muka air banyak mengalami fluktuasi, maka dapat
dipilih alat ukur Crump-de Gruyter. Harga antara debit Qrnaks/Qmin untuk alat
ukur Crump-de Gruyter lebih kecil daripada harga antara debit untuk pintu
Romijn.
Di saluran irigasi yang harus tetap
rnemberikan air selama debit sangat rendah, alat ukur Crump-de Gruyter lebih
cocok karena elevasi pengambilannya lebih rendah daripada elevasi pengambilan
pintu Romijn. Sebagai aturan umum, pemakaian beberapa tipe bangunan sadap
tersier sekaligus di satu daerah irigasi tidak disarankan. Penggunaan satu tipe
bangunan akan lebih mempermudah pengoperasiannya. Untuk bangunan sadap tersier
yang mengambil air dari saluran primer yang besar, di mana pembuatan bangunan
pengatur akan sangat mahal dan muka air yang diperlukan di petak tersier rendah
dibanding elevasi air selama debit rendah disaluran, akan menguntungkan untuk
memakai bangunan sadap pipa sederhana dengan pintu sorong sebagai bangunan
penutup. Debit maksimum melalui pipa sebaiknya didasarkan pada muka air rencana
di saluran primer dan petak tersier. Hal ini berarti bahwa walaupun mungkin
debit terbatas sekali, petak tersier tetap bisa diairi bila tersedia air di
saluran primer pada elevasi yang cukup tinggi untuk mengairi petak tersebut.
2.
Bagian- Bagian Yang Terdapat Di
sekitar bangunan sadap yaitu
2.1.
Saluran
skunder dan primer
Saluran sebelum masuk ke bangunan
sadap terdapat saluran skunder maupun saluran primer dimana saluran primer
adalah: saluran yang dimulai dari pintu pemasukan atau pengambilan bebas
sampaikebangunan bagi, sedangkan saluran skunder adalah saluran satu atau lebih
petak tersier dam menerima dari saluran induk atau sauran tersier sebelumnya.
2.2.
Saluran
Tersier
Saluran tersier merupakan saluran
yang terdapat setelah melewati bangunan sadap dimana saluran tersier harus
terlihat bebasdari bangunan sadap minimal 3 km agar memudahkan dalam pembagian
air. Luas petak tersier harus berkisar 50 - 150 ha.
2.3.
Septi
Septi merupakan pintu sementara yang
di buat sebagai penehan air jika suatu waktu terjadi kerusakan pada pintu
utama.
2.4.
Pintu
utama
Pintu utama yaitu pintu yang
berfungsi sebagai pentu pengatur pembagi air yang akan di bagi. Ukuran pintu
utama 380 x 180 cm.
3.
Keuntungan dan kerugian dengan
adanya bangunan sadap
3.1.
Keuntungan
bangunan sadap
Ø Sebagai salah satu bangunan pengelak
terjadinya banjir
Ø Sebagai bangunan yang berfungsi
untuk mengalirkan air ke petak-ptak sawah atau koloam ikan dll
Ø tidak memerlukan tempat yang luas,
karena dapat langsung diletakkan pada saluran tersier/saluran sekunder yang
bersangkutan.
Ø Pengatur Kecepatan datang aliran
untuk setiap bangunan
Ø Peredam air lumpur
3.2.
Kerugian
Bangunan Sadap
Ø Karna bangunan bersifat tetap maka
perlu adanya perawatan serta pengontrolan dari pihak yang bertugas.
Ø Bangunan harus selalu bersih agar
umur bangunan bertahan lama
Ø kecepatan datang kearah lurus
menjadi lebih besar dari pada yang kearah menyamping,
Ø Jika semakin banyak bangunan sadap
maka semakin luas areal yang diperlukan.
Referensi
Toker, Unie. 2015. Laporan Irigasi. Aviable from : http://newcivilblog.blogspot.co.id/2015/02/laporan-irigasi.html. Accesed : 2017, May 4,