Abad Pertengahan menjadi masa-masa kegemilangan umat Islam di dunia.
Para ilmuwan, cendekiawan, sarjana, ahli fiqh, bahkan kaum penguasa di
tanah-tanah Islam dengan sungguh-sungguh “belajar” dari alam semesta
ini.
Sistem irigasi aflaj dan kincir air noria yang canggih di Andalusia, pembuatan sabun batangan dan sampo pertama dalam sejarah, industri parfum di Baghdad dan Kairo, sistem tiang-tiang lengkung penopang ganda di Masjid Agung Granada, suburnya pertumbuhan pabrik-pabrik percetakan kertas di Asia Tengah dan Baghdad, berdirinya akademi kedokteran Jundishapur serta rumah sakit-rumah sakit di Kairo dan Damaskus, atau penggunaan angka Arab yang menggantikan sistem angka Romawi, dan masih banyak lagi hal lainnya, menjadi bukti bahwa Islam mampu berdiri di barisan terdepan dalam membangun dan memajukan peradaban umat manusia.
Membaca buku yang kaya data menakjubkan ini, Anda akan berdecak kagum sekaligus bangga menjadi seorang muslim. Beragam fakta mengejutkan yang selama ini ditutup-tutupi sejarah sehingga mengerdilkan sumbangsih umat Islam dalam memajukan peradaban dunia diungkap secara gamblang dalam buku ini.
Selepas membacanya, Anda akan mengetahui bahwa jauh sebelum orang sejenius Leonardo Da Vinci melahirkan karya-karyanya, sebelum Columbus menjejakkan kakinya di Benua Amerika, peradaban Islam telah lebih dahulu melahirkan ilmuwan-ilmuwan hebat dengan karya-karya monumentalnya yang hingga kini masih dikagumi oleh seluruh ilmuwan Eropa dan Amerika.
Temukanlah beragam fakta menakjubkan seputar sumbangan Islam abad pertengahan terhadap sejarah bumi ini, yang akan membuat Anda bangga menjadi seorang muslim!. Dan untuk lebih jelasnya mari kita telusuri beberapa penemuan dari para ilmuwan Muslim tersebut. Di antaranya:
Sistem irigasi aflaj dan kincir air noria yang canggih di Andalusia, pembuatan sabun batangan dan sampo pertama dalam sejarah, industri parfum di Baghdad dan Kairo, sistem tiang-tiang lengkung penopang ganda di Masjid Agung Granada, suburnya pertumbuhan pabrik-pabrik percetakan kertas di Asia Tengah dan Baghdad, berdirinya akademi kedokteran Jundishapur serta rumah sakit-rumah sakit di Kairo dan Damaskus, atau penggunaan angka Arab yang menggantikan sistem angka Romawi, dan masih banyak lagi hal lainnya, menjadi bukti bahwa Islam mampu berdiri di barisan terdepan dalam membangun dan memajukan peradaban umat manusia.
Membaca buku yang kaya data menakjubkan ini, Anda akan berdecak kagum sekaligus bangga menjadi seorang muslim. Beragam fakta mengejutkan yang selama ini ditutup-tutupi sejarah sehingga mengerdilkan sumbangsih umat Islam dalam memajukan peradaban dunia diungkap secara gamblang dalam buku ini.
Selepas membacanya, Anda akan mengetahui bahwa jauh sebelum orang sejenius Leonardo Da Vinci melahirkan karya-karyanya, sebelum Columbus menjejakkan kakinya di Benua Amerika, peradaban Islam telah lebih dahulu melahirkan ilmuwan-ilmuwan hebat dengan karya-karya monumentalnya yang hingga kini masih dikagumi oleh seluruh ilmuwan Eropa dan Amerika.
Temukanlah beragam fakta menakjubkan seputar sumbangan Islam abad pertengahan terhadap sejarah bumi ini, yang akan membuat Anda bangga menjadi seorang muslim!. Dan untuk lebih jelasnya mari kita telusuri beberapa penemuan dari para ilmuwan Muslim tersebut. Di antaranya:
1. Teori Relativitas Al-Kindi
Teori relativitas ternyata telah lama dicetuskan oleh ilmuwan Muslim di abad ke 8 Masehi. Dialah Abu Yusuf bin Ashaq al-Kindi. Ia adalah seorang ilmuwan dan filsuf Muslim keturunan Yaman dan lahir di Kufah tahun 185 H/796 M. Ilmuwan yang di kenal sebagai Alkindus di Barat ini menyatakan bahwa manusia adalah makhluk relatif dan terbatas. Walaupun semua makhluk individu tidak terbatas banyaknya, namun waktu, gerak, badan dan ruang adalah terbatas. Intinya, Al-Kindi hendak menyatakan bahwa “Waktu itu ada (eksis) karena ada gerak. Gerak itu adak karena badan/tubuh yang bergerak…. Jika tidak gerak, ada tubuh yang diperlukan untuk bergerak; jika ada badan, ada gerakan yang dilakukan”. Dengan kata lain, ruang, waktu, gerakan dan benda itu bersifat relatif satu sama lain dan tidak dapat berlaku sendiri (independent) atau absolut. Seluruhnya bersifat relatif terhadap objek-objek lain dan terhadap si pengamat.
Teori yang di gagas Einstein juga hampir sama. Ia menyatakan bahwa “Eksistensi-eksistensi dalam dunia ini terbatas, walaupun eksistensi itu sendiri tidak terbatas”. Tentu saja karena kedua ilmuwan ini hidup dan berkarya di zaman yang berbeda, maka temuan dari Einstein akan lebih mendetail dan dijelaskan dengan dukungan penelitian dan pengujian ilmiah. Bahkan telah terbukti dengan adanya ledakan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima. Namun yang jelas, ternyata teori relativitas yang di gagas oleh Albert Einstein pada abad ke 20 telah lebih dulu di temukan oleh ilmuwan Muslim yaitu Abu Yusuf bin Ashaq al-Kindi sekitar seribu seratus tahun sebelumnya.
“Sesungguhnya sehari disisi Allah adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS. Al-Hajj [22] : 47).
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (Urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS. As-Sajdah [32] : 5)
Jadi, sekarang apakah kita tidak bangga dan termotivasi untuk mengembalikan kejayaan Islam itu.
Gambar: Al-Kindi
2. Observatorium buatan Nasir ad-Din at-Tusi (Malagha) dan Ulugh Beg
Menurut catatan sejarah, observatorium pertama yang di buat manusia adalah yang di bangun pada zaman Yunani kuno oleh seorang asronom yang bernama Hipparchus pada tahun 150 SM. Sejak saat itu di seluruh dunia membangun observatorium hanya mencontoh mentah-mentah bangunan ini hingga belakangan ilmuwan Islam lah yang mengoreksinya. Tahun 1259 M, Nasir ad-Din at-Tusi lah yang melakukan hal itu. Ia memimpin beberapa astronom Muslim untuk membangun sebuah observatorium di Malagha. Observatorium itu pun dilengkapi dengan perpustakaan yang koleksi bukunya mencapai 400 ribu judul lebih.
Geliat pengkajian astronomi di Samarkand mulai berlangsung pada tahun 1201 M. Namun aktivitas astronomi yang sesungguhnya di wilayah kekuasaan Ulugh Beg mulai berlangsung sejak tahun 1408 M. Sejak saat itu semangat pengkajian astronomi di Samarkand mencapai puncaknya ketika pejabat dan ahli astronomi itu memerintahkan membangun sebuah observatorium Ulugh Beg (sesuai dengan namanya) untuk kepentingan penelitian. Namun sayang, setelah Ulugh Beg meninggal maka observatorium itu mulai di abaikan hingga akhirnya rusak dan terbengkalai.
3. Sistem air mancur temuan Banu Musa bersaudara
Dalam berbagai catatan sejarah, terungkap bahwa umat Islam menjadi umat pertama yang menggunakan media air dalam rancangan sebuah taman. Di samping itu, masjid, istana, rumah juga ikut menggunakan media air ini dalam mempercantik arsitekturnya. Namun sayang hanya sedikit atau bahkan tidak ada lagi yang pernah mengangkat hal ini, bahwa ilmuwan Muslim lah yang pertama-tama mengenalkan sistem air mancur.
Banu Musa bersaudara telah meninggalkan warisan yang berharga bagi umat Islam, yaitu karya-karya yang terangkum di dalam kitab Al-Hiyal (kitab perangkat mekanik) yang bermanfaat dalam perkembangan teknik dan arsitektur Islam. Dalam kitab ini Banu Musa bersaudara membuat rancangan air mancur dalam berbagai teknik. Prinsip-prinsip geometri dan fisika telah mereka terapkan dalam pembuatan air mancur dan mereka juga telah mampu membuat tujuh model rancangan air mancur. Sungguh menakjubkan.
4. Resep pembuatan sabun ala Ar-Razi
Sabun telah di kenal oleh umat Islam sejak abad ke 9 Masehi. Dikenalkan pertama kali oleh ilmuwan Muslim yang bernama Ar-Razi atau di Barat sebagai Razes. Menurut Razi untuk membuat sabun di butuhkan campuran beragam minyak tumbuhan (diantaranya minyak zaitun) dan mencampurnya dengan sodium hidroksida serta bahan-bahan aromatik seperti thyme.
Betapa hebatnya para ilmuwan Muslim terdahulu. Mereka telah benar-benar menerapkan salah satu sabda Rasulullah SAW bahwa “Kebersihan itu sebagian dari iman”. Selain Ar-Razi, para ahli kimia Muslim abad pertengahan juga telah menemukan sabun wangi yang berwarna serta sabun cair. Bahkan baru-baru ini telah ditemukan sebuah manuskrip dari abas ke 13 yang berisi tata cara pembuatan sabun secara lebih mendetail. Berikut penjelasannya:
“Sediakan sejumlah minyak wijen, sedikit potash, alkali dan beberapa jeruk lemon. Kemudian, campur dan rebus bahan-bahan tersebut. Setelah masak, tuangkan campuran penas tersebut dalam cetakan lalu biarkan sampai menjadi dingin. Maka jadilah sabun batangan”
Sungguh mengherankan bila di Eropa pada abad pertengahan para raja dan kalangan bangsawan masih menggunakan air seni manusia untuk mencuci baju dan mandi, peradaban Islam telah menikmati sabun dalam bentuk batangan. Tapi ironisnya, sumbangsih peradaban Islam ini tidak disebutkan dalam banyak buku sejarah penemuan dunia. Kurun waktu dari abad ke 1 hingga 15 diloncati begitu saja seolah-olah lima belas abad itu tidak ada artinya.
6. Shampo buatan Sake Dean Mahomet
Tahukah Anda siapa yang memperkenalkan pertama kali sampo ke dunia Barat? Dialah seorang Muslim dari Benggali (India) bernama Sake Dean Mahomet yang membawa sampo ke daratan Eropa pada tahun 1759. Dia kemudian memperkenalkan sampo di Inggris dengan membuka “Mahomed`s Indian Vapor Baths” atau “Pemandian wangi gaya India milik Mahomet” di kawasan pelabuhan Brighton. Pemandian ini lebih mirip dengan pemandian gaya Turki atau Turkish Baths dimana ia juga menawarkan pijat terapi kulit kepala atau champi (mengeramas). Mahomet bahkan kemudian di tunjuk sebagai seorang ahli bedah khusus menyampo bagi raja George IV dan William IV.
Sejak saat itu para penata rabut di Inggris kemudian mulai membuat sampo dengan cara merebuh sabun batangan dengan air matang yang di bubuhi dengan rempah-rempah untuk membuat rembut berkilau dan wangi.
***
[Referensi: buku "Sumbangan-sumbangan karya sains super dahsyat Islam abad pertengahan", karya; Diyan Yulianto & M.S Rohman]
Sumber: http://oediku.wordpress.com